zona waktu

Berita Terkini Headline Animator

How to create a blog with Blogger

Modernisme

Adoh ratu cedak watu jauh dari raja dekat dengan batu. Kalimat tersebut cocok untuk menggambarkan eksistensi Banyumas atau wong Banyumas. Secara politik, tak pernah ada raja yang berkeraton di wilayah yang dikelilingi pegunungan ini, yang ada hanya adipati. Banyumas sekarang kabupaten di Jawa Tengah—menjadi sebuah daerah perdikan dan negeri ”mancanegara”, baik pada masa Majapahit dan Mataram (Jawa) maupun Pajajaran (Sunda). Kondisi tersebut membuat wong Banyumas berkesempatan mengembangkan budaya sendiri yang khas dan unik. Satu unsur budaya yang lekat di masyarakat Banyumas dan masih bertahan hingga kini adalah dialek bahasa ngapak-nya. Konon, dialek ngapak ini adalah bahasa Jawa murni atau bahasa Jawadwipa. Banyumas juga kaya akan kesenian khas, seperti ebeg, cowongan, lengger, genjringan, ujungan, udhun-udhunan, begalan, memedi sawah, dan kentongan. Seni-seni tersebut agak berbeda dengan seni budaya yang berkembang di Jawa maupun Sunda. Namun, derasnya pengaruh modernisme kini mulai mengikis eksistensi budaya-budaya lokal tersebut. Pentas lengger, ebeg, dan kenthongan kini mulai jarang terlihat.




Kelompok-kelompok seni tradisional pun mulai terpinggirkan. Sebaliknya, sajian budaya modern, seperti konser musik pop, rock, dangdut, pentas disc jockey , hingga sajian sexy dancer dapat dinikmati hampir setiap minggu di kota ini. Kondisi tersebut seiring maraknya tempat hiburan modern, mulai kafe, diskotek, pub, hingga rumah karaoke. Hingga tahun 1970-an dan sampai 1980-an, hampir setiap desa di Banyumas memiliki kelompok seni, khususnya kenthongan dan lengger. Mereka secara berkala tampil dalam berbagai kesempatan, seperti perayaan pernikahan, hari besar, hingga merti desa. Seni, seperti ebeg, kenthongan, cowongan, dan lengger, bagi wong Banyumas kala itu bukan sekadar pentas hiburan, melainkan sebuah tradisi yang menyatukan mereka dengan jati diri mereka sebagai orang Banyumas. Maka tak heran, di masa jayanya, mementaskan kesenian tradisional seakan menjadi kebutuhan warga Banyumas di sela menggelar hajatan, seperti pernikahan, sunatan, atau panen.

Marah

Apa sih sebenarnya marah (ngamuk ) . .itu? Bagaimana pula kita bisa marah? mungkin ulasannya seperti ini. Marah merupakan salah satu bagian dari aspek emosional manusia yang merupakan reaksi atas hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya, seperti adanya ancaman, konflik ataupun ketidakadilan.yang lebih detail bisa ditanyai pada ahli psikolog dan bisa juga bertanya pada diri anda sendiri . . . .kenapa saya bisa marah?




Kondisi emosional ini mempengaruhi kondisi fisiologis manusia, misalnya meningkatnya hormon adrenalin dan cortisol. Perubahan hormon ini nantinya akan mempengaruhi penampakan fisik. Selain itu ada beberapa kondisi yang mempermudah bangkitnya emosi, di antaranya adalah badan lemah, sedang dalam keadaan kelaparan atau sakit. Bisa juga karena ada perubahan hormonal, adanya infeksi penyakit kelamin atau menopause. Nah, jadi pemicu marah banyak sekali ya.sampeyan mesti hati-hati lho dalam ngadepin orang yang lagi temenan sama si “paijo” ini.Kalo kita lagi marah, maka marah tadi membangkitkan stimulus listrik pada hipothalamus, yang akan menaikkan kadar adrenalin dalam darah. Orang yang lagi marah, nafasnya akan berat dan dalam. Denyut jantung meningkat, bahkan bisa terjadi gangguan jantung. Terangsangnya saraf simpatik akan menyebabkan bertambahnya aliran darah dari kulit, hati, dan lambung ke jantung, sistem syaraf pusat dan juga pada otot tubuh. Nafas menjadi dalam dan berat. Jantung berdebar-debar lebih cepat. Tekanan darah makin meningkat. Hormon cortisol meningkat yang akan menekan sistem imun dalam tubuh. Sistem pencernaan akan terganggu. Limpa akan berkontraksi dan membongkar timbunan darahnya.



Orang yang lagi marah dapat dikenali dengan melihat penampakan fisiknya. So, sampeyan mesti hati-hati deh kalo bertemu dengan orang yang kondisinya seperti berikut.kalau perlu di catat saja kalau nggak perlu nggak papa. Orang yang lagi marah seperti ini nih:? mata lebih lebar, memerah, bicaranya keras bin teriak-teriak, gerak lebih cepat dan lebih kuat. Nah kalau ketemu dengan yang beginian, segera cabut and undur diri.

Puisi ….. IMAN dan CINTA

 
Kepercayaan yang tertanam
Keyakinan yang terdalam
Dihati dan benak manusia
Dijiwa dan raga yang tak sempurna
Sesuatu yang indah namun tak tampak
Sesuatu yang menggugah dan berdampak
Melekat erat didalam hati
Terikat kuat sampai mati
Tumbuh ketika dipelihara
Layu ketika tak berdaya
Indah ketika dijalankan
Gelisah ketika terlupakan
Sesuatu yang pasti dimiliki manusia
Untuk menggapai kebahagiaan akhirat dan dunia
Harus tetap ada dalam jiwa dan raga
Baik atau buruk kondisinya karena ALLAH tetap bersama kita
CINTA…
Satu kata yang ada dalam jiwa
Suatu makna yang melekat dalam raga
Terasa didalam hati
Ada pada setiap pribadi
Indah ketika terasa
Gundah ketika tak ada
Ada pada setiap insan
Untuk menjalani kehidupan
Sesuatu yang putih namun tak luput dari noda
Sesuatu yang bersih dapat membuat bahagia
Suatu anugrah yang diberikan DIA
Untuk setiap umat manusia

Air Mata Musafir Cinta

Korelasi cinta menggapai angan sepoi
lamunan kasih menggebu diantara otakku yang bergelayutan bersama saraf – saraf
rindu dan terbuai akan virus yang mematikan
diantara jantung yang berdegup seraya
berhenti, ku pancarkan hasrat memeluk cita yang selama ini bersarang dalam
hayal.
Indahnya hari berjalan dengan awan yang
selalu tersenyum, mentari itu menyambut pada bunga yang tumbuh, langkah
menyusuri segala arah mencari debu tiada
henti tandang dalam tubuh yang dekil ini, kerinduan ini gelegarkan jagat nyawa melayang dalam sekotak TV, tangisan
terdengar dari kejauhan terbang cerita berita.
Rerumputan kering terlihat di belakang
sekolahku, aroma syahdu ayat – ayat cinta bergelayutan diantara embun rambut
kepala, dalam sekejap, mata ini kerangka masa membahana dalam padang pasir
hamparan doa, tubuh ini merasa lemah tuk gapai cinta sang pujangga, otot – otot
dalam tubuh mulai mengendur seakan dunia ini menghentak seisi jagat raya,
memblokir, menerawang bersama awan putih dari surga, apakah manusia menerima
kenyataan tanpa adanya kesimpangan dan keraguan, pegangan itu telah dibawa oleh
kasih cinta sang kholik sebagai wahyu yang Maha dahsyat dari sang pencipta alam
jagat raya ini.
Alangkah damai bidadari itu menunggu
pada insan yang telah memperjuangkan Iman dan Keyakinan pada sang kholik,
pancaran ibadah berbajukan nurani Islam, shahadat sebagai aliran darah , sujud
dalam taqwa, mati bersama senyum keikhlasan menunggu ridhoNya.
Insan antara adam dan hawa selalu
bersama sebagai potret awal kehidupan dimana cinta itu hilang melayang turun
kebumi terpatri tergoda makhluk kuldi, kini kita sandarkan tembok baja pada
hembusan nafas dzikir pada Ilahi, tertunduk menggapai khusnul khotimah cinta
pada akhir kehidupan, bertandang dan menjamu seluruh jiwa pada sang cipta.
Abdu ila robbi, penghambaanku pada Allah
Azawajallah,
Ashhaduallailahaillallah, dunia ini
mulai sakit entah kapan nafas kita di ajak bermain ke alam akhirat oleh
malaikat maut yang selalu menemani hidup manusia,………..
Kini aku menunduk menangis bersama dosa
– dosa ampunkan insan yang membaca coretan hati sang musafir cinta
.
Awan
yang memutih itu menyapa dengan segala fana menggapai angan memberi salam dalam
kewajiban sang makhluk mengenakan pakaian hati yang kan disirami nada
instrospeksi hingga jiwa tertutupi dengan pakaian kamilin, syair tak beri
kesejukan dalam rona kegundahan iman hanya satu kuinginkan bacaan embun
penyejukan dalam ruhaniyah Al-Qur`an yang suci, jalan itu terus berubah bersama
roda perputaran zaman yang menggelitik bulu roma tubuh dekil dengan kayuhan
angin menggelombang samudra nun jauh, kekuatan kilat tak bisa mengalahkan akan
cinta sang Musafir pada Tuhannya, Tuhan Musafir tak pernah ada dan entah dimana, namun
Nuraninya terus berdenyut berteriak kamu diciptakan dan siapa yang mencipta ?
Langkah
Musafir terus bergontai menyusuri jalan – jalan yang berkelok, debu beterbangan
bersama angin menyusuri lorong – lorong gelap, hanya Iman dan Islam yang
menerangi jagat raya kolbu, darah bergejolak menghentakkan berdemo meminta
ampunan atas jasad yang tak kenal lelah menemani ruh yang menunggu pertanggung
jawaban bersama timbangan akhirat.
Tangan
– tangan
kan
berbicara yang telah menemani Musafir
bermain di alam dunia. Musafir bersenda gurau pada baju rombengnya, kenapa
engkau erat memeluk tubuhku yang sudah renta, bumi sebentar lagi akan mengunyah
segala yang ada dalam tubuh hingga tulang yang terus berdzikir atas ciptaan-Nya,
dan cacing berpesta menikmati makanan
dalam alam kubur. Cinta Musafir pada Tongkat Keyakinan Nurani mencari tuhan
hingga mulut berhenti mengalunkan nada istighfar atas-Nya. Mata menatap segala
penjuru antara hitam dan putih menyatu menuju pada kalamNya, entah kapan, dunia
mengalunkan kesucian alqur`an yang
kan
membawa Musafir pada kepastian
perjalanan dengan tiket Khusnul Khotimah. Tak terasa air hujan turun deras
berlinang dari mata menghiasi wajah kepolosan akan sejuta impian bersama
bidadari surga, namun terhenti kala badai mengernyit kegundahan dalam lamunan
yang tak mungkin, bangkit tertatih – tatih kepala menongak sambil mengalunkan
nyanyian cinta bersama sholawat pada Insan kamil.
Angkara
menerjang bersama puyuh, merpati terus terbang melayang dalam kesetiaan, sang
malaikat kepakkan sayap pada bumi yang sedang dipijak oleh berjuta – juta
makhluk, kian hari mentari malu menyinari bumi, jam alam kokokan ayam jantan
saling sahut menyahut bangun insan jalani hidup, entah dosa atau pahala yang
terkantongi, hati Musafir menjerit kuatkah diriku jalani seribu tahun lagi
ataukah detik kedepan malaikat menjemput dengan segala senyum dengan bidadari
menyapa mengajak kedunia entah berantah, kini perjalanan hari berbeda roda
takdir menyelimuti, alam berubah jadi hitam, nafas mulai enggan berhembus,
jantung tak lagi menari bersama aliran darah gerak langkah mulai terhenti kaki
tak kuat menahan asa. Tertunduk sujud berdoa hamparan permadani menggelagar
bersama tangisan haru, memang hari ini sudah terjadwal dalam luh mahfudz aku
harus bertemu malaikat dan bidadari yang sudah lama menanti.
Add caption
Baju
rombeng itu menangis, tongkat itu bersedih, kala sang tuan pergi mengikuti arus
buku harian Tuhan sang Musafir, namun cinta tak pernah hilang karena kuikat
sekuntum bunga dzikir dalam hidupku, kuhias dalam ruangan yang penuh istighfar
bersama nafas dan aliran darah. Dan mulut bersedih terus berucap shalawat atas
insan kamil, dan akhir perjalanan mulut Musafir tersenyum memberi salam pada
makhluk dan musafir – musafir lainnya dengan tersedak akhir nafas terucap
Wassalamu`laikum Warahmatullah HiWabarokatuh, selamat jalan kawan dari dunia
yang tak terkontrol hanya akal dan Iman Islam yang terikat sekuat baja dalam
Nurani Hidup, Allahuakbar.

Sejarah

Kabupaten Banyumas berdiri pada tahun 1582, tepatnya pada hari Jum`at Kliwon tanggal 6 April 1582 Masehi, atau bertepatan tanggal 12 Robiul Awwal 990 Hijriyah. Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 tahun 1990.

Keberadaan sejarah Kabupaten Banyumas tidak terlepas dari pendirinya yaitu Raden Joko Kahiman yang kemudian menjadi Bupati yang pertama dikenal dengan julukan atau gelar ADIPATI MARAPAT (ADIPATI MRAPAT).

Riwayat singkatnya diawali dari jaman Pemerintahan Kesultanan PAJANG, di bawah Raja Sultan Hadiwijaya.
Kisah pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa yang menimpa diri (kematian) Adipati Wirasaba ke VI (Warga Utama ke I) dikarenakan kesalahan paham dari Kanjeng Sultan pada waktu itu, sehingga terjadi musibah pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan Lowano, Kabupaten Purworejo (sekarang) sewaktu Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang dari pisowanan ke Paiang. Dari peristiwa tersebut untuk menebus kesalahannya maka Sultan Pajang, memanggil putra Adipati Wirasaba namun tiada yang berani menghadap.

Kemudian salah satu diantaranya putra menantu yang memberanikan diri menghadap dengan catatan apabila nanti mendapatkan murka akan dihadapi sendiri, dan apabila mendapatkan anugerah/kemurahan putra-putra yang lain tidak boleh iri hati. Dan ternyata diberi anugerah diwisuda menjadi Adipati Wirasaba ke VII.
Semenjak itulah putra menantu yaitu R. Joko Kahiman menjadi Adipati dengan gelar ADIPATI WARGA UTAMA II.

Kemudian sekembalinya dari Kasultanan Pajang atas kebesaran hatinya dengan seijin Kanjeng Sultan, bumi Kadipaten Wirasaba dibagi menjadi empat bagian diberikan kepada iparnya.
1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
4. Wilayah Kejawar dikuasai sendiri dan kemudian dibangun dengan membuka hutan Mangli dibangun pusat pemerintahan dan diberi nama Kabupaten Banyumas.

Karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten menjadi empat untuk para iparnya maka dijuluki Adipati Marapat.

Siapakah Raden Joko Kahiman itu ?
R. Joko Kahiman adalah putra R. Banyaksasro dengan ibu dari Pasir Luhur. R. Banyaksosro adalah putra R. Baribin seorang pangeran Majapahit yang karena suatu kesalahan maka menghindar ke Pajajaran yang akhirnya dijodohkan dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas putri Raja Pajajaran. Sedangkan Nyi Banyaksosro ibu R. Joko Kahiman adalah putri Adipati Banyak Galeh (Mangkubumi II) dari Pasir Luhur semenjak kecil R. Joko Kahiman diasuh oleh Kyai Sambarta dengan Nyai Ngaisah yaitu putrid R. Baribin yang bungsu.
Dari sejarah terungkap bahwa R. Joko Kahiman adalah merupakan SATRIA yang sangat luhur untuk bisa diteladani oleh segenap warga Kabupaten Banyumas khususnya karena mencerminkan :
a. Sifat altruistis yaitu tidak mementingkan dirinya sendiri.
b. Merupakan pejuang pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon.
c. Pembangkit jiwa persatuan kesatuan (Majapahit, Galuh Pakuan, Pajajaran) menjadi satu darah dan memberikan kesejahteraan ke kepada semua saudaranya.

Dengan demikian tidak salah apabila MOTO DAN ETOS KERJA UNTUK Kabupaten Banyumas SATRIA.

Candra atau surya sengkala untuk hari jadi Kabupaten Banyumas adalah "BEKTINING MANGGALA TUMATANING PRAJA" artinya tahun 1582.
Bila diartikan dengan kalimat adalah "KEBAKTIAN DALAM UJUD KERJA SESEORANG PIMPINAN / MANGGALA MENGHASILKAN AKAN TERTATANYA ATAU TERBANGUNNYA SUATU PEMERINTAHAN".


PARA ADIPATI DAN BUPATI SEMENJAK BERDIRINYA
KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 1582

1. R. Joko Kahiman, Adipati Warga Utama II (1582-1583)
2. R. Ngabei Mertasura (1583-1600)
3. R. Ngabei Mertasura II (Ngabei Kalidethuk) (1601 -1620)
4. R. Ngabei Mertayuda I (Ngabei Bawang) (1620 - 1650)
5. R. Tumenggung Mertayuda II (R.T. Seda Masjid, R.T. Yudanegara I) Tahun 1650 - 1705
6. R. Tumenggung Suradipura (1705 -1707)
7. R. Tumenggung Yudanegara II (R.T. Seda Pendapa) Tahun 1707 -1743.
8. R. Tumenggung Reksapraja (1742 -1749)
9. R. Tumenggung Yudanegara III (1755) kemudian diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta bergelar Danureja I.
10. R. Tumenggung Yudanegara IV (1745 - 1780)
11. R.T. Tejakusuma, Tumenggung Kemong (1780 -1788)
12. R. Tumenggung Yudanegara V (1788 - 1816)
13. Kasepuhan : R. Adipati Cokronegara (1816 -1830)
Kanoman : R. Adipati Brotodiningrat (R.T. Martadireja)
14. R.T. Martadireja II (1830 -1832) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang).
15. R. Adipati Cokronegara I (1832- 1864)
16. R. Adipati Cokronegara II (1864 -1879)
17. Kanjeng Pangeran Arya Martadireja II (1879 -1913)
18. KPAA Gandasubrata (1913 - 1933)
19. RAA. Sujiman Gandasubrata (1933 - 1950)
20. R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 - 1953)
21. R. Budiman (1953 -1957)
22. M. Mirun Prawiradireja (30 - 01 - 1957 / 15 - 12 - 1957)
23. R. Bayi Nuntoro (15 - 12 - 1957 / 1960)
24. R. Subagio (1960 -1966)
25. Letkol Inf. Sukarno Agung (1966 -1971)
26. Kol. Inf. Poedjadi Jaringbandayuda (1971 -1978)
27. Kol. Inf. R.G. Rujito (1978 -1988)
28. Kol. Inf. H. Djoko Sudantoko (1988 - 1998)
29. Kol. Art. HM Aris Setiono, SH, S.IP (1998 - 2008)
30. Drs. H. Mardjoko, M.M. (2008 - sekarang)